Soal pedagogik PPG menjadi salah satu bagian penting dalam Tes Substantif Program PPG Prajabatan 2025 yang membuka peluang besar bagi lulusan S1 dan D-IV untuk menjadi guru bersertifikat profesional.
Program pendidikan profesi guru prajabatan yang diinisiasi Kemendikdasmen ini bertujuan untuk mempersiapkan tenaga pendidik profesional bersertifikat yang siap mengisi kebutuhan guru di berbagai satuan pendidikan.
Program ini menjadi langkah strategis menghadapi kekurangan guru yang diprediksi terjadi mulai tahun 2027.
Berdasarkan data Dapodik, pada tahun tersebut diperkirakan terdapat sekitar 52 ribu guru negeri dan 9 ribu guru swasta yang akan memasuki masa pensiun. sehingga pendidikan calon guru Calon Guru 2025 menjadi peluang strategis sekaligus tantangan besar.
Tes substantif PPG menjadi tahap krusial setelah seleksi administrasi, terdiri dari soal literasi, numerasi penguasaan konten bidang studi dan pedagogik disajikan dalam format pilihan ganda berbasis CAT.
Ujian substantif PPG Prajabatan 2025 sudah semakin dekat, sehingga memaksimalkan persiapan sejak dini menjadi langkah penting bagi calon guru.
Dalam artikel ini, Anda akan menemukan kumpulan contoh soal pedagogik PPG yang dirancang khusus sebagai latihan menghadapi tes substantif PPG Prajabatan.
Latihan ini membantu Anda mengasah kemampuan analisis, memahami pola soal, serta mengenali tipe soal pedagogik yang sering muncul dalam seleksi.
Contoh Soal Pedagogik PPG dan Pembahasan
berikut beberapa contoh soal pedagogik Pendidikan Profesi Guru yang bisa anda jadikan sebagai bahan latihan persiapan tes subtantif PPG 2025:
Soal 1
Pak Andi, seorang guru Sejarah, mengamati dua fenomena yang kontras di kelasnya. Di satu
sisi, ia melihat siswa-siswanya sangat antusias dan termotivasi untuk belajar tentang sejarah
perjuangan kemerdekaan setelah mereka menonton film biografi pahlawan nasional.
Mereka mulai aktif berdiskusi, mencari informasi tambahan, dan bahkan meniru semangat
juang para pahlawan dalam kegiatan OSIS.
Di sisi lain, untuk materi sejarah kerajaan kuno
yang dianggap membosankan, siswa hanya akan bersemangat mengerjakan tugas jika Pak
Andi menjanjikan nilai tambahan atau pujian di depan kelas.
Berdasarkan dua fenomena tersebut, perubahan perilaku dan motivasi siswa dapat dianalisis
menggunakan kombinasi dari dua teori belajar, yaitu…
A. Kognitivisme dan Humanistik
B. Behavioristik dan Konstruktivisme
C. Sosial-Kognitif dan Behavioristik
D. Humanistik dan Sibernetik
E. Konstruktivisme dan Sosial-Kognitif
Pembahasan
Jawaban yang paling tepat adalah C. Sosial-Kognitif dan Behavioristik. Pembahasan ini
didasarkan pada dua fenomena yang berbeda: antusiasme siswa setelah menonton film
pahlawan merupakan contoh dari teori belajar Sosial-Kognitif, di mana belajar terjadi
melalui pengamatan dan peniruan model (observational learning).
Sementara itu, semangat
siswa mengerjakan tugas hanya karena janji nilai tambahan atau pujian adalah manifestasi
dari teori Behavioristik, yang menjelaskan bahwa perilaku dapat dikendalikan dan diperkuat
melalui stimulus eksternal berupa hadiah (reinforcement).
Kombinasi kedua teori ini secara
akurat membedah sumber motivasi siswa yang berasal dari faktor internal-sosial dan faktor
eksternal.
Soal 2
Ibu Anisa, seorang guru Biologi SMA, menetapkan tujuan pembelajaran agar siswa tidak
hanya menghafal dampak pencemaran lingkungan, tetapi juga mampu berpikir kritis,
berkolaborasi, dan menciptakan solusi nyata untuk masalah lingkungan di sekitar sekolah.
Ia merencanakan sebuah pembelajaran di mana siswa secara berkelompok akan
mengidentifikasi masalah pencemaran spesifik (misalnya, sampah plastik di kantin atau
limbah air di selokan sekolah), melakukan riset mendalam untuk menemukan akar masalah,
merancang sebuah prototipe solusi (misalnya, sistem pengelolaan sampah atau alat
penjernih air sederhana), dan menguji efektivitasnya selama beberapa minggu.
Model pembelajaran yang paling sesuai untuk memfasilitasi tercapainya seluruh tujuan
pembelajaran Ibu Anisa adalah…
A. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
C. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
D. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
E. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Pembahasan
Jawaban yang paling tepat adalah D. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based
Learning).
Model ini adalah yang paling komprehensif untuk mencapai tujuan Ibu Anisa
karena ciri utamanya adalah adanya sebuah produk akhir (prototipe solusi) yang
dikembangkan dan diuji dalam jangka waktu tertentu sebagai jawaban atas suatu masalah
yang kompleks.
Meskipun model lain seperti Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) juga
melibatkan investigasi, PjBL secara spesifik menekankan pada proses perancangan,
penciptaan, dan evaluasi sebuah karya nyata, yang secara langsung memfasilitasi
pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi secara holistik sesuai
dengan skenario yang diberikan.
Soal 3
Bu Dina mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII. Salah satu kompetensi dasar
yang harus dicapai adalah siswa mampu menyampaikan pidato persuasif dengan intonasi,
gestur, dan argumen yang meyakinkan. Selama ini, Bu Dina menilai kompetensi ini melalui
tes tulis yang menanyakan tentang teori-teori pidato, seperti struktur teks dan kaidah
kebahasaan.
Hasilnya, banyak siswa yang mendapat nilai bagus pada tes tulis, namun saat
diminta untuk praktik berpidato di depan kelas, penampilan mereka sangat kaku dan tidak
persuasif.
Bu Dina sadar bahwa instrumen penilaiannya tidak efektif.
Untuk mengukur ketercapaian kompetensi tersebut secara akurat, instrumen penilaian
autentik yang paling tepat digunakan oleh Bu Dina adalah…
A. Tes tulis esai yang meminta siswa menyusun naskah pidato.
B. Penilaian portofolio yang berisi kumpulan naskah pidato siswa selama satu semester.
C. Penilaian diri (self-assessment) di mana siswa menilai kemampuannya sendiri setelah
berpidato.
D. Penilaian unjuk kerja (performance assessment) yang dilengkapi dengan rubrik penilaian.
E. Soal pilihan ganda dengan studi kasus tentang kesalahan umum dalam berpidato.
Pembahasan
Jawaban yang paling tepat adalah D. Penilaian unjuk kerja (performance assessment) yang
dilengkapi dengan rubrik penilaian. Masalah utama yang dihadapi Bu Dina adalah adanya
kesenjangan antara pengetahuan teoretis siswa dengan keterampilan praktik mereka.
Penilaian unjuk kerja secara langsung mengukur kemampuan siswa dalam melakukan tugas
nyata (berpidato), bukan sekadar mengetahui teorinya.
Penggunaan rubrik memastikan
penilaian dilakukan secara objektif, konsisten, dan komprehensif, karena mencakup kriteria
spesifik seperti intonasi, gestur, dan kekuatan argumen, yang merupakan inti dari
kompetensi yang ingin diukur.
Soal 4
Pak Budi sedang mengajar materi volume bangun ruang di kelas V. Setelah memberikan
penjelasan dan contoh soal, ia memberikan 10 soal latihan untuk dikerjakan secara individu.
Dalam waktu 10 menit, 5 orang siswa sudah selesai dengan jawaban yang benar dan mulai
mengganggu teman-temannya karena bosan. Di sisi lain, 6 orang siswa di barisan belakang
terlihat masih kesulitan memahami cara menggunakan rumus dan belum menyelesaikan
satu soal pun.
Sisa siswa lainnya mengerjakan dengan kecepatan rata-rata.
Strategi pembelajaran yang paling efektif untuk mengatasi keragaman tingkat pemahaman di
kelas Pak Budi adalah…
A. Menghentikan pengerjaan soal dan mengulang kembali penjelasan materi untuk seluruh
kelas.
B. Memberikan soal pengayaan (enrichment) yang lebih menantang kepada kelompok siswa
yang cepat selesai dan memberikan bimbingan tambahan (remedial) kepada kelompok yang
kesulitan.
C. Meminta siswa yang sudah selesai untuk mengajari teman-temannya yang masih
kesulitan.
D. Memberikan pekerjaan rumah (PR) tambahan dengan tingkat kesulitan yang sama kepada
seluruh siswa.
E. Mengabaikan siswa yang cepat selesai dan memfokuskan seluruh perhatiannya pada siswa
yang mengalami kesulitan hingga jam pelajaran berakhir.
Pembahasan
Jawaban yang paling tepat adalah B. Memberikan soal pengayaan (enrichment) yang lebih
menantang kepada kelompok siswa yang cepat selesai dan memberikan bimbingan
tambahan (remedial) kepada kelompok yang kesulitan.
Kasus ini menunjukkan adanya
kebutuhan akan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu menyesuaikan proses pembelajaran
untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa.
Dengan memberikan pengayaan,
siswa yang cepat paham tetap tertantang dan produktif, sementara bimbingan tambahan
memastikan siswa yang kesulitan tidak tertinggal. Pendekatan ini adalah yang paling adil dan
efektif karena melayani semua spektrum kebutuhan siswa di dalam kelas secara bersamaan.
Soal 5
Ibu Rina mendapati seorang siswanya, Adi, seringkali menunjukkan perilaku pasif, tidak mau
bertanya, dan cenderung menyendiri. Saat diberi tugas, Adi sering tidak menyelesaikannya
dan hanya berkata, “Saya tidak bisa, Bu.” Daripada langsung memberikan hukuman atau
label “malas”, Ibu Rina mencoba pendekatan personal.
Ia sering mengajak Adi berbicara
empat mata, menanyakan minatnya, dan memberikan pujian tulus untuk setiap usaha kecil
yang Adi lakukan, meskipun hasilnya belum sempurna. Ibu Rina juga memberikan Adi tugas
yang disesuaikan dengan minatnya pada menggambar, yaitu membuat rangkuman materi
dalam bentuk komik strip.
Perlahan, Adi mulai lebih percaya diri dan mau berpartisipasi.
Pendekatan yang diterapkan oleh Ibu Rina paling selaras dengan prinsip-prinsip teori
belajar…
A. Behavioristik
B. Konstruktivisme
C. Sibernetik
D. Kognitif
E. Humanistik
Pembahasan
Jawaban yang paling tepat adalah E. Humanistik. Pendekatan yang dilakukan Ibu Rina
berpusat pada upaya untuk memahami dan mengembangkan potensi individu siswa secara
utuh. Fokusnya bukan pada stimulus-respons (Behavioristik) atau proses membangun
pengetahuan semata (Konstruktivisme), melainkan pada aspek psikologis siswa, seperti
harga diri, motivasi intrinsik, dan aktualisasi diri.
Dengan memberikan perhatian personal,
pujian tulus, dan menghubungkan pembelajaran dengan minat siswa, Ibu Rina bertindak
sebagai fasilitator yang membantu Adi mengatasi hambatan emosionalnya dan menemukan
makna dalam belajar, yang merupakan esensi dari teori belajar Humanistik.
Bangun kepercayaan diri dan tingkatkan peluang lolos seleksi Pendidikan profesi guru dengan persiaapan yang lebih maksimal.
Jangan biarkan ketidaksiapan menghalangi langkah Anda menjadi guru profesional!
Melihat beberapa contoh soal di atas tentu memberikan gambaran mengenai tingkat analisis yang dibutuhkan dalam tes substantif.
Namun, memahami beberapa contoh saja tidaklah cukup. Untuk benar-benar mematangkan persiapan, langkah selanjutnya yang sangat dianjurkan adalah menguji kemampuan diri dalam simulasi ujian yang sesungguhnya.
Mulailah latihan soal PPG di ASN Institute untuk persiapan tes substantif PPG dapat menjadi strategi cerdas untuk membiasakan diri dengan tekanan waktu, mengidentifikasi kelemahan, dan membangun kepercayaan diri sebelum menghadapi seleksi yang sebenarnya.
Penutup
Soal pedagogik Pendidikan profesi guru bukan sekadar ujian, ia adalah cerminan kesiapan Anda membentuk generasi unggul.
Kuasai kompetensi inti melalui latihan terarah, dan Anda tidak hanya meraih sertifikat, tapi juga kepercayaan untuk mendidik anak bangsa.
PPG Calon Guru 2025 adalah panggilan profesi mulia. Mulai persiapan hari ini dengan sumber terpercaya dan tryout berkualitas. Setiap soal yang dikuasai adalah fondasi kelas masa depan yang lebih baik.
Sumber Referensi:
https://ppg.kemendikdasmen.go.id/faq/faq-ppg-prajabatan?embed=1
Terimaksaih banyak informasinya lengkap dan jelas