Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengumumkan keberhasilan implementasi kebijakan optimalisasi CPNS dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun anggaran 2024.
Kebijakan inovatif ini terbukti berdampak signifikan terhadap peningkatan keterisian formasi CPNS secara nasional, memastikan lebih banyak jabatan terisi oleh talenta terbaik yang memenuhi syarat.
Deputi Bidang Penyelenggaraan Layanan Manajemen Aparatur Sipil Negara BKN, Aris Windiyanto, dalam rapat pembahasan bersama para Biro Kepegawaian/BKD/BKPSDM/BKPP pada Selasa, 6 Mei 2025, memaparkan data statistik yang menunjukkan dampak positif dari kebijakan optimalisasi CPNS 2024.
Sebelum penerapan optimalisasi, jumlah kelulusan tercatat sebanyak 164.531 orang. Namun, setelah optimalisasi diterapkan, angka kelulusan melonjak menjadi 178.729 orang. Ini berarti ada penambahan sekitar 14.198 formasi yang berhasil terisi berkat kebijakan ini.
Memahami Mekanisme Kebijakan Optimalisasi CPNS

Lantas, apa sebenarnya kebijakan optimalisasi CPNS ini dan bagaimana cara kerjanya? Aris Windiyanto menjelaskan bahwa kebijakan optimalisasi CPNS BKN ini dirancang khusus untuk peserta seleksi CPNS 2024 yang pada awalnya tidak lulus dalam skema pemenuhan tiga kali jumlah formasi di instansi pilihannya, namun mereka berhasil memenuhi nilai ambang batas (passing grade) pada tahap akhir kelulusan.
Secara teknis, Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) di instansi pemerintah dapat mengusulkan pergantian atau pengisian formasi yang kosong kepada Ketua Panitia Seleksi Nasional (Panselnas).
Penggantian ini dilakukan dengan mengambil peserta yang memenuhi syarat dari instansi lain yang memiliki kelebihan pelamar atau dari pelamar yang tidak lolos karena keterbatasan kuota di pilihan awalnya, namun nilainya memenuhi syarat.
Dasar hukum pelaksanaan kebijakan optimalisasi CPNS terbaru ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) Nomor 6 Tahun 2024.
Proses ini memastikan bahwa formasi yang berpotensi kosong karena tidak ada pelamar atau pelamar yang lulus tidak mencukupi dapat diisi oleh peserta lain yang kompeten dari seleksi yang sama.
Ini adalah langkah strategis untuk efisiensi anggaran dan pemenuhan kebutuhan ASN secara nasional.
Dampak Positif dan Isu Pengunduran Diri
Implementasi kebijakan optimalisasi CPNS ini telah berhasil mengisi sekitar 16.300 formasi yang tersebar di 21 instansi pusat dan 89 instansi daerah.
Namun, seperti kebijakan lainnya, ada dinamika yang menyertainya. Dari total peserta yang lulus melalui jalur optimalisasi tersebut, tercatat sekitar 2.102 pelamar yang kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri.
Meskipun angka pengunduran diri ini mungkin terlihat signifikan, Deputi Aris Windiyanto menekankan bahwa jika dibandingkan dengan total keterisian formasi CPNS 2024 secara keseluruhan yang mencapai 178.729, persentase pengunduran diri dari jalur optimalisasi ini terbilang sangat kecil (sekitar 12% dari peserta optimalisasi, atau sekitar 1,17% dari total kelulusan).
“Bila dibandingkan dengan tingkat keterisian keseluruhan formasi CPNS 2024 sebesar 178.729, angka ini terbilang sangat kecil,” ungkap Aris. Ini berarti, lebih dari 88% formasi yang dioptimalkan tetap terisi.
Sanksi Bagi Pelamar yang Mengundurkan Diri

Penting untuk dicatat, bagi pelamar yang lulus seleksi CPNS (baik melalui jalur reguler maupun optimalisasi) namun kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri, pemerintah telah menyiapkan sanksi tegas.
Sesuai dengan PermenPANRB Nomor 6 Tahun 2024 dan Surat BKN Nomor 1272/B-MP.01.01/SD/D/2025, pelamar yang mengundurkan diri setelah dinyatakan lulus dan mendapatkan penetapan NIP tidak boleh melamar pada seleksi CASN selama dua tahun anggaran pelaksanaan seleksi berikutnya.
Aris Windiyanto menjelaskan bahwa sanksi ini diterapkan karena pengunduran diri peserta berdampak langsung pada perencanaan kebutuhan ASN yang telah disusun oleh masing-masing instansi. “Karena pengunduran diri peserta ini berdampak pada kebutuhan ASN yang direncanakan dalam pengadaan CASN oleh masing-masing instansi,” imbuhnya.
Namun, perlu diluruskan bahwa dalam konteks kebijakan optimalisasi CPNS ini, jika pengunduran diri dilakukan oleh peserta sebelum proses penetapan NIP karena ketidaksediaan menerima penempatan hasil optimalisasi (seperti yang pernah dijelaskan Kepala BKN pada kasus pengunduran diri CPNS dosen sebelumnya), sanksi tersebut mungkin tidak berlaku. Tetapi, jika sudah sampai tahap penetapan NIP lalu mundur, sanksi tetap berjalan.
Proses Usulan Penggantian Pelamar dan Peran SIASN
Kepala Pusat Perencanaan Kebutuhan ASN BKN, Mohammad Ridwan, dalam kesempatan yang sama mengingatkan para pengelola kepegawaian instansi untuk segera mengusulkan pergantian pelamar kepada Ketua Panselnas jika ada peserta yang mengundurkan diri, sesuai dengan PermenPANRB Nomor 6 Tahun 2024.
Instansi memiliki dua opsi:
- Melakukan pengolahan ulang dengan permohonan penggantian peserta.
- Melakukan permohonan pengolahan ulang tanpa pengganti (jika tidak ada peserta lain yang memenuhi syarat).
Batas waktu permohonan usulan penggantian peserta melalui sistem adalah tanggal 9 Mei 2025. “Secara administrasi BKN akan menutup pintu penggantian pada tanggal 09 Mei 2025 melalui sistem,” terang Ridwan.
Lebih lanjut, BKN juga terus mendorong digitalisasi manajemen ASN melalui Sistem Informasi ASN (SIASN). Layanan usul dan penetapan status kedudukan serta kepegawaian kini dapat diakses dan diproses melalui SIASN, sebuah sistem berbagi pakai antara BKN dengan seluruh instansi.
Kepala BKN Zudan Arif Fakrulloh menyatakan bahwa digitalisasi ini bertujuan agar pelayanan kepegawaian ASN lebih cepat, lancar, akuntabel, dan efisien, serta mengurangi risiko kesalahan data.
Persiapan Menghadapi Seleksi CPNS Berikutnya

Keberhasilan kebijakan optimalisasi CPNS 2024 dalam meningkatkan keterisian formasi menunjukkan komitmen pemerintah untuk memenuhi kebutuhan ASN secara efektif.
Bagi Anda yang bercita-cita menjadi bagian dari ASN pada seleksi CPNS berikutnya, persaingan dipastikan akan tetap ketat.
Memahami materi Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) – TWK, TIU, TKP – dan terbiasa dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) adalah kunci utama.
Untuk membantu Anda mempersiapkan diri secara maksimal, ASN Institute hadir sebagai solusi dengan platform Tryout CPNS Online.
Dengan ribuan soal latihan terupdate, simulasi ujian yang akurat, dan pembahasan mendalam, Anda dapat mengukur kemampuan dan meningkatkan kesiapan Anda secara signifikan. Manfaatkan waktu Anda sebaik mungkin dan raih skor tertinggi bersama ASN Institute!
Penutup
Implementasi kebijakan optimalisasi CPNS pada seleksi tahun 2024 telah memberikan dampak positif yang signifikan dengan meningkatkan jumlah keterisian formasi menjadi 178.729.
Meskipun diiringi dengan sejumlah kecil pengunduran diri dari peserta hasil optimalisasi, secara keseluruhan kebijakan ini dinilai berhasil.
Pemerintah, melalui BKN dan KemenPANRB, terus berupaya menyempurnakan sistem rekrutmen ASN agar lebih transparan, akuntabel, dan efisien, termasuk melalui digitalisasi layanan kepegawaian seperti SIASN.
Bagi calon pelamar, pemahaman terhadap mekanisme seleksi, termasuk kebijakan optimalisasi CPNS terbaru, serta persiapan yang matang menjadi modal penting untuk meraih kesuksesan. Sanksi bagi yang mengundurkan diri setelah penetapan NIP juga perlu menjadi perhatian serius.
Sumber Refrensi:
https://www.bkn.go.id/kebijakan-optimalisasi-berdampak-pada-peningkatan-keterisian-formasi-cpns-2024/
https://www.liputan6.com/bisnis/read/6015504/tingkat-keterisian-formasi-cpns-2024-tembus-178729-berkat-kebijakan-ini