Sebuah langkah revolusioner dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) di Indonesia telah dimulai.
Pemerintah secara resmi meluncurkan program percontohan atau pilot project digitalisasi bansos di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Inisiatif ini menandai dimulainya era baru penyaluran bansos yang lebih transparan, akuntabel, tepat sasaran, dan berbasis teknologi.
Proyek percontohan digitalisasi bansos ini diimplementasikan melalui sebuah platform terpadu bernama Portal Perlindungan Sosial (Perlinsos).
Peluncuran ini merupakan hasil sinergi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, dengan dukungan penuh dari BUMN strategis seperti Peruri yang bertindak sebagai pengelola GovTech Indonesia.
Langkah digitalisasi bansos ini dianggap sebagai jawaban atas berbagai tantangan klasik dalam penyaluran bantuan, seperti data yang tidak akurat, tumpang tindih penerima, dan potensi penyelewengan.
Digitalisasi Bansos Nasional Visi & Tujuan

Digitalisasi bansos nasional adalah sebuah visi besar pemerintah untuk mentransformasi seluruh ekosistem bantuan sosial.
Digitalisasi bansos adalah upaya mengubah proses penyaluran bantuan dari yang sebelumnya bersifat manual dan seringkali rumit menjadi sebuah sistem digital yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Direktur Utama Peruri, Dwina Septiani Wijaya, menyatakan bahwa langkah ini adalah wujud nyata dari transformasi digital pelayanan publik.
“Digitalisasi bansos di Banyuwangi adalah langkah besar menuju pelayanan publik yang lebih modern, efisien, dan inklusif,” ujarnya, Rabu (8/10/2025).
Tujuan utama dari gerakan digitalisasi bansos ini antara lain:
- Tepat Sasaran: Memastikan bantuan hanya diterima oleh mereka yang benar-benar berhak.
- Transparansi dan Akuntabilitas: Semua proses, dari pendaftaran hingga penyaluran, dapat dipantau secara real-time.
- Efisiensi: Memangkas birokrasi dan mempercepat waktu penyaluran bantuan kepada masyarakat.
Dalam Konsep Digitalisasi Bansos Sistem yang Akan Digunakan Antara Lain

Sistem digitalisasi bansos yang diuji coba di Banyuwangi ini dibangun di atas beberapa pilar teknologi dan inovasi kunci. Dalam konsep digitalisasi bantuan sosial sistem yang akan digunakan antara lain adalah:
1. Portal Perlindungan Sosial (Perlinsos)
Ini adalah platform utama di mana masyarakat dapat mendaftar sebagai calon penerima bansos secara mandiri.
Pendaftaran juga bisa dibantu oleh agen Perlinsos yang tersebar di tingkat desa dan kelurahan, memastikan inklusivitas bagi warga yang memiliki keterbatasan akses digital.
2. Integrasi dengan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN)
Ini adalah inovasi paling krusial dalam sistem baru digitalisasi bantuan sosial. Semua data pendaftar di Perlinsos akan diverifikasi dan divalidasi dengan mengacu pada DTSEN. Integrasi ini berfungsi untuk:
- Mencegah Tumpang Tindih: Memastikan satu individu tidak menerima beberapa jenis bantuan yang peruntukannya sama.
- Memastikan Kelayakan: Memverifikasi status sosial ekonomi pendaftar dengan data yang sudah ada.
- Pemantauan Real-time: Memungkinkan pemerintah untuk memantau penyaluran dan status penerima secara langsung.
3. Infrastruktur Digital GovTech
Sebagai pengelola GovTech, Peruri menyediakan infrastruktur yang menjamin keamanan data, transparansi, dan kepatuhan terhadap regulasi dalam seluruh proses digitalisasi bansos.
Penerapan Digitalisasi Bansos di Banyuwangi

Penerapan digitalisasi bansos di Banyuwangi menunjukkan hasil yang sangat positif.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, mengungkapkan antusiasme masyarakat yang sangat tinggi.
“Sejak dibuka pendaftaran digital penerima bansos, hingga awal Oktober 2025, lebih dari 250.000 warga telah berhasil mendaftar,” terang Saifullah.
Banyuwangi dipilih sebagai lokasi percontohan bukan tanpa alasan. Kabupaten ini dinilai memiliki beberapa keunggulan:
- Kesiapan Infrastruktur Digital: Jaringan internet dan literasi digital masyarakatnya dianggap sudah memadai.
- Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif: Memiliki tradisi pemerintahan yang adaptif terhadap perubahan dan inovasi teknologi.
- Representasi Ideal: Keberagaman geografis dan sosialnya dianggap dapat mewakili kondisi nasional sebelum sistem digitalisasi bansos ini diterapkan di seluruh Indonesia.
Keberhasilan di Banyuwangi akan menjadi cetak biru dan pemicu bagi daerah-daerah lain untuk segera mengadopsi sistem serupa.
Bersiap Untuk Jadi Pelayan Publik Modern
Inisiatif digitalisasi bansos adalah bukti bahwa pemerintah membutuhkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang melek teknologi, adaptif, dan memiliki integritas tinggi.
Persaingan untuk menjadi bagian dari birokrasi modern ini akan semakin ketat. Bergabunglah dengan bimbingan belajar cpns online terbaik di ASN Institute.
Dengan materi yang terstruktur dan ribuan soal latihan, Anda bisa lebih siap menghadapi seleksi.
Penutup
Uji coba digitalisasi bansos di Banyuwangi adalah sebuah lompatan kuantum dalam upaya reformasi sistem perlindungan sosial di Indonesia.
Memanfaatkan kekuatan teknologi dan data, pemerintah kini memiliki alat yang lebih kuat untuk memastikan bahwa setiap rupiah bantuan sosial benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan, secara cepat, transparan, dan akuntabel.
Keberhasilan program ini akan menjadi fondasi penting dalam mewujudkan kesejahteraan yang lebih merata di seluruh nusantara.
Sumber Referensi:
https://www.metrotvnews.com/read/K5nC7oe0-digitalisasi-bansos-nasional-diuji-coba-di-banyuwangi
https://money.kompas.com/read/2025/10/08/160700526/peruri-dukung-digitalisasi-bansos-lewat-pilot-project-di-banyuwangi